Indeks

Danau Maninjau Bangkit: Produksi Ikan Capai 30 Ton per Hari, 15 Ribu Petak KJA Aktif

Rosva Deswira, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam.(Dok. Ist).

Agam (Sumbar), MINAKONEWS.COM – Setelah sempat terguncang kematian ikan massal yang mencapai 75 ton akibat cuaca ekstrem awal tahun ini, sektor perikanan Kabupaten Agam menunjukkan daya tahan dan adaptasi yang luar biasa. Produksi harian dari Danau Maninjau sempat stabil di angka 30 ton, dengan sekitar 15.000 dari total 23.359 petak Keramba Jaring Apung (KJA) masih aktif digunakan untuk budidaya ikan nila, lele, dan udang vaname (Rakyatterkini, Mei 2025).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Agam, Rosva Deswira, menjelaskan bahwa gangguan ekosistem danau mendorong pemerintah untuk mempercepat panen dan mulai mengalihkan sebagian budidaya ke perairan darat. Fenomena pembalikan massa air (upwelling) akibat angin kencang membawa zat beracun dari dasar danau ke permukaan, menyebabkan ikan kehilangan keseimbangan dan mati secara massal di lima jorong di Nagari Bayua dan Tanjungsani (ANTARA, 9 Januari 2025).

Kerugian ditaksir mencapai Rp1,875 miliar, dan pemerintah daerah segera mengimbau pembudidaya untuk menguburkan bangkai ikan di darat serta melakukan panen dini sebagai langkah penyelamatan. Di sisi lain, DKPP Agam terus memperkuat kelembagaan pembudidaya melalui pelatihan, bantuan sarana budidaya, dan digitalisasi distribusi hasil panen.

Langkah ini sejalan dengan arah RPJMD Agam 2025–2029 yang menempatkan perikanan sebagai sektor unggulan berbasis potensi alam dan budaya lokal. Pemerintah juga menggandeng koperasi perikanan untuk memperluas akses pasar dan memperkuat daya saing produk lokal.

Meski sempat dilanda krisis ekologis, Danau Maninjau tetap menjadi simbol ketangguhan dan inovasi lokal. Perikanan Agam bukan hanya soal produksi, tapi tentang keberlanjutan dan keseimbangan antara ekonomi rakyat dan ekosistem danau.(d®amlis).

Penulis. : d®amlis

Editor. : Red minakonews