Indeks

Dari Kulit Kakao ke Energi Hijau: Riset Lokal Menggerakkan Ekonomi Sirkular

Tahapan produksi karbon aktif dari bahan biomassa mulai dari pengeringan, penggilingan, karbonisasi, hingga aktivasi sebagai bahan elektroda superkapasitor ramah lingkungan.(Dok. Yuli Yetri).

Padang (Sumbar). MINAKONEWS.COM – Di balik aroma manis cokelat, tersimpan jutaan ton limbah kulit buah kakao yang selama ini terbuang begitu saja. Namun berkat riset inovatif dari Prof. Dr. Yuli Yetri, M.Si dari Politeknik Negeri Padang, limbah ini kini menjadi bahan baku energi masa depan.

Indonesia, sebagai produsen kakao terbesar ke-3 dunia, menghasilkan lebih dari 4 juta ton limbah kulit kakao setiap tahun. Mayoritas berasal dari perkebunan rakyat berskala kecil. Riset Prof. Yuli mengubah limbah ini menjadi karbon aktif, bahan utama elektroda superkapasitor perangkat penyimpan energi berdaya tinggi yang bisa diisi ulang hanya dalam 30 detik.

Lebih dari sekadar teknologi, riset ini membuka peluang ekonomi sirkular:
– Petani bisa menjual limbah kulit kakao sebagai bahan baku
– Industri lokal bisa memproduksi karbon aktif secara mandiri
– Komunitas kampus dan UMKM bisa terlibat dalam pengolahan dan hilirisasi

Kami ingin limbah ini tidak hanya jadi solusi energi, tapi juga membuka lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat,” ujar Prof. Yuli dalam Forum Hilirisasi Riset Energi Terbarukan, Jumat (3/10/2025).

Riset ini telah menghasilkan artikel ilmiah internasional, prosiding seminar global, dan draft paten. Target akhir adalah prototipe sel superkapasitor berbasis kulit kakao, yang kini diajukan kembali melalui Skim Penelitian Hilirisasi untuk mencapai TKT 6.

Dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi dan fasilitasi dari Politeknik Negeri Padang, riset ini menjadi bukti bahwa inovasi lokal bisa menjawab tantangan global. Dari limbah menjadi energi, dari desa menuju masa depan.

Penulis: d®amlis
Editor. : Red. Minakonews.com