Indeks

Gen Z Nepal Pilih Perdana Menteri Lewat Discord, Sushila Karki Dilantik Secara Resmi

Sushila Karki, Perdana Menteri interim Nepal, mengenakan busana tradisional dalam momen resmi pasca pelantikannya.(Foto oleh The New York Times).

Kathmandu, MINAKONEWS.COM – Nepal mencatat sejarah baru dalam praktik demokrasi. Untuk pertama kalinya, pemilihan perdana menteri dilakukan bukan melalui pemilu konvensional, melainkan melalui platform digital Discord. Gerakan ini dipelopori komunitas anak muda yang tergabung dalam Hami Nepal, sebagai bentuk protes terhadap sistem politik lama yang dinilai korup dan tidak transparan.

Pemilihan dilakukan secara terbuka di server Discord bertajuk Youth Against Corruption, yang diikuti lebih dari 160.000 partisipan dari berbagai wilayah Nepal dan diaspora. Prosesnya melibatkan debat publik, siaran langsung, dan pemungutan suara digital. Dari beberapa nama yang diusulkan, Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, terpilih sebagai kandidat utama.

Sushila Karki dikenal luas sebagai tokoh antikorupsi. Selama menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung, ia menjatuhkan vonis terhadap pejabat aktif dan menolak intervensi politik dalam proses hukum. Rekam jejaknya yang bersih dan independen menjadikannya figur yang dipercaya publik, terutama di tengah krisis politik yang melanda Nepal. Ia juga menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tertinggi dalam pemerintahan Nepal.

Setelah hasil voting diumumkan, Presiden Ramchandra Paudel secara resmi melantik Karki sebagai *Perdana Menteri interim*. Pelantikan ini menandai pengakuan formal terhadap proses demokrasi digital yang digagas oleh masyarakat sipil.

Parlemen Nepal sekarang adalah Discord,” ujar Sid Ghimiri, salah satu moderator server, dalam wawancara dengan _The Independent_. “Kami tidak lagi menunggu sistem lama berubah. Kami membangun sistem baru yang kami percaya.”

Langkah ini dinilai sebagai terobosan dalam demokrasi partisipatif, di mana teknologi menjadi ruang pengambilan keputusan politik yang inklusif dan transparan. Meski masih bersifat eksperimental, model ini membuka peluang bagi negara lain untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk demokrasi digital yang lebih adaptif terhadap zaman.(DRJ)

Penulis : DRJ

Editor. : Red minakonews