Indeks

Kabupaten Kepulauan Mentawai 2025: Membangun dari Pulau, Menata Dari Pinggiran

Mentawai dari udara: panorama pesisir yang memadukan hutan tropis, laut jernih, dan kehidupan maritim. Visi “Mentawai yang Mandiri, Maju dan Sejahtera” menjadi arah pembangunan daerah yang berakar pada kekuatan alam dan budaya lokal. Gambar ini digunakan oleh Bappeda Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai simbol komitmen menuju pembangunan berkelanjutan di wilayah kepulauan terluar Sumatera Barat.

Mentawai (Sumbar), MINAKONEWS.COM – Kabupaten Kepulauan Mentawai memasuki tahun 2025 dengan tantangan dan peluang yang khas sebagai wilayah kepulauan terluar di Sumatera Barat. Terbentang di 18 pulau utama, Mentawai menghadapi tekanan geografis, keterbatasan akses, dan ancaman ekologis, namun juga menyimpan potensi maritim, budaya, dan sumber daya lokal yang besar. Pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Bupati Dr. Rinto Wardana dan Wakil Bupati Jakop Saguruk menetapkan enam bidang prioritas pembangunan yang saling terhubung dan berbasis potensi lokal.

Bidang 1: Sosial dan Kependudukan.
Jumlah penduduk Mentawai mencapai 93.412 jiwa, tersebar di wilayah yang sulit dijangkau. Rasio tenaga kesehatan dan guru masih di bawah standar nasional, namun program pengiriman tenaga kontrak ke pulau-pulau kecil mulai menunjukkan dampak positif. Angka partisipasi sekolah meningkat di tingkat SD dan SMP, meski tantangan akses pendidikan di Siberut dan Pagai masih tinggi.

Bidang 2: Kesehatan dan Gizi.
Prevalensi stunting turun menjadi 24,1 persen, didorong oleh intervensi gizi terpadu dan program sanitasi berbasis komunitas. Puskesmas rawat inap dibangun di tiga kecamatan terpencil, dan layanan kesehatan keliling diperluas ke desa-desa pesisir. Namun, rasio dokter umum masih 1:12.000 jiwa, menunjukkan perlunya penguatan SDM kesehatan.

Bidang 3: Ekonomi dan Investasi.
Pertumbuhan ekonomi Mentawai berada di angka 4,04 persen, sedikit menurun dari tahun sebelumnya. Sektor unggulan seperti perikanan, pariwisata selancar, dan UMKM berbasis lokal mulai didorong melalui program Mentawai Go Online dan pelatihan wirausaha muda. Pemerintah meluncurkan Mentawai Invest Hub untuk mempermudah perizinan dan promosi potensi daerah.

Bidang 4: Infrastruktur dan Konektivitas.
Pembangunan jalan dan dermaga rakyat menjadi prioritas untuk membuka akses antarpulau. Jalan Trans Mentawai di Siberut Selatan mengalami kerusakan parah sepanjang 4 kilometer, menunjukkan tantangan dalam pemeliharaan infrastruktur. Pemerintah juga memperluas jaringan 4G di 38 desa blank spot dan membangun sistem air bersih gravitasi di wilayah pegunungan.

Bidang 5: Lingkungan Hidup dan Ketahanan Bencana.
Eksploitasi hutan di Pulau Sipora memicu kekhawatiran akan bencana ekologis. WALHI mencatat bahwa mayoritas bencana di Mentawai adalah banjir dan longsor yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan. Pemerintah memperkuat sistem peringatan dini dan pelatihan tanggap darurat di desa-desa rawan bencana, namun rasio desa dengan sistem mitigasi masih di bawah 50 persen.

Bidang 6: Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi.
Pemkab Mentawai mulai menerapkan digitalisasi layanan publik melalui platform Mentawai Smart Service. Indeks kepuasan masyarakat terhadap layanan publik meningkat menjadi 78,1. Struktur organisasi perangkat daerah ditata ulang agar lebih adaptif, dan partisipasi publik diperkuat melalui forum Musrenbang desa dan aplikasi e-Musrenbang.

Dengan pendekatan berbasis pulau dan partisipatif, Kabupaten Kepulauan Mentawai menata pembangunan dari pinggiran, menjadikan keterpencilan sebagai kekuatan, dan menjawab tantangan dengan inovasi lokal.(44d1n0).

Penulis : 44d1n0

Editor. : Red minakonews