Mutasi bukan sekadar rotasi jabatan. Ini strategi penyegaran, penguatan, dan regenerasi di tubuh Polri, 60 perwira bergeser, 4 Kapolda diganti. Institusi bergerak, publik menanti (DRJ/AI).
Jakarta (DKI Jakarta). MINAKONEWS.COM – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi besar-besaran terhadap 60 perwira tinggi dan menengah Polri pada September 2025. Melalui dua Surat Telegram Kapolri, ST/2134/IX/KEP./2025 dan ST/2192/IX/KEP./2025, rotasi ini mencakup promosi, pensiun, dan penugasan khusus di sejumlah posisi strategis.
Mutasi menyentuh pucuk pimpinan Korps Brimob, intelijen, reserse, dan empat Kapolda. Irjen Ramdani Hidayat diangkat sebagai Dankorbrimob, Irjen Yuda Gustawan menjadi Kabaintelkam, dan Brigjen Nunung Syaifuddin menjabat Wakabareskrim. Di tingkat kewilayahan, Irjen Djuhandhani R. Puro bergeser ke Kapolda Sulsel, Irjen Helfi Assegaf ke Lampung, Irjen Endi Sutendi ke Sulteng, dan Irjen Viktor T. Sihombing ke Babel.
Menurut pakar kepolisian Prof. Muradi dari Universitas Padjadjaran, mutasi ini bukan sekadar rotasi jabatan, melainkan bagian dari strategi penyegaran dan konsolidasi internal. “Mutasi adalah cara menjaga dinamika organisasi dan regenerasi kepemimpinan. Tapi yang penting, jangan sampai jadi alat politik atau balas jasa,” ujarnya dalam wawancara dengan media nasional.
Muradi menilai penempatan figur seperti Yuda dan Nunung di lini intelijen dan reserse sebagai langkah memperkuat deteksi dini dan penegakan hukum terhadap kejahatan transnasional. Ia juga menyoroti dampak sosial mutasi terhadap keluarga personel, serta tantangan adaptasi di wilayah baru.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menyatakan bahwa mutasi ini bertujuan untuk pengembangan karier dan optimalisasi kinerja institusi dalam menghadapi tantangan tugas kontemporer. Rotasi ini juga diharapkan memperkuat pelayanan publik dan kesiapan operasional di seluruh lini kepolisian.(DRJ).
Penulis : DRJ
Editor. : Red. Minakonews.com