Indeks

Ketika Rakyat Turun ke Jalan, Wakilnya Justru Terbang ke Sydney

Karikatur satir ini menggambarkan seorang anggota DPR RI menaiki tangga pesawat dengan senyum lebar dan tiket bertuliskan “ONE WAY TO AUSTRALIA. (DRJ/AI).

Jakarta, MINAKONEWS.COM – Senin pagi, 25 Agustus 2025, ribuan warga dari berbagai penjuru Jabodetabek memadati kawasan Senayan. Mereka membawa poster, pengeras suara, dan tuntutan yang tak lagi bisa ditunda. Aksi bertajuk Revolusi Rakyat Indonesia, itu bukan sekadar unjuk rasa, tapi luapan frustrasi terhadap parlemen yang dianggap makin jauh dari denyut kehidupan rakyat.

Di tengah teriakan “Bubarkan DPR beban negara” dan “Cabut RUU pengkhianat rakyat,” Gedung DPR RI tampak lengang. Sebagian anggota dewan memang hadir, tapi sorotan publik justru tertuju pada rombongan Komisi XI DPR RI yang bersiap terbang ke Australia untuk kunjungan kerja. Ironisnya, keberangkatan mereka dijadwalkan hanya dua hari setelah demonstrasi besar itu, yakni 27 Agustus 2025 (Kompas, 28/8).

Agenda resmi kunjungan adalah membahas revisi UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU P2SK), termasuk pertemuan dengan lembaga seperti LPDP, Reserve Bank of Australia (RBA), dan Australian National Audit Office (ANAO). Ketua Komisi XI, M. Misbakhun, menyebut kunjungan itu sebagai bagian dari diplomasi keuangan dan sudah dijadwalkan jauh hari (Detik, 29/8).

Namun publik tak tinggal diam. Peneliti Formappi, Lucius Karus, menyebut langkah DPR itu “memalukan dan memprihatinkan,” karena dilakukan saat rakyat sedang menuntut keadilan di depan gedung parlemen. Di media sosial, tagar #DPRPiknik dan #SydneyMarathon sempat trending, menyusul beredarnya foto-foto anggota dewan yang diduga menikmati suasana santai di Sydney selama kunjungan berlangsung.

Sementara itu, demonstrasi 25 Agustus berlangsung panas. Massa dari berbagai elemen—mahasiswa, buruh, pengemudi ojol, hingga ibu rumah tangga—menyuarakan penolakan terhadap sejumlah RUU kontroversial, termasuk revisi UU ASN, RUU P2SK, dan kenaikan tunjangan DPR. Beberapa peserta aksi bahkan membawa replika tiket pesawat bertuliskan “One Way to Australia – Wakil Rakyat Edition.”

Di tengah krisis kepercayaan, peristiwa ini menjadi simbol keterputusan antara wakil rakyat dan rakyat yang diwakilinya. Ketika publik menuntut kehadiran dan keberpihakan, sebagian anggota DPR justru memilih berada ribuan kilometer jauhnya, dalam ruang rapat ber-AC dan panorama Sydney Harbour.

Aksi 25 Agustus mungkin telah usai, tapi jejaknya masih terasa. Ia bukan sekadar demonstrasi, melainkan pengingat bahwa mandat politik bukanlah tiket liburan, melainkan janji untuk hadir saat rakyat paling membutuhkan.(DRJ).

Penulis. : DRJ

Editor. : Red minakonews