Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia dalam potret resmi sebagai pejabat negara, di tengah sorotan publik terkait gugatan perdata atas kelangkaan BBM di SPBU swasta wilayah Jakarta (Dok. Wikipedia).
Jakarta (DKI Jakarta). MINAKONEWS.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, digugat secara perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat oleh seorang warga bernama Tati Suryati, menyusul kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di sejumlah SPBU swasta wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Gugatan tersebut tercatat dengan nomor perkara 648/Pdt.G/2025/PN Jkt.Pst. Tati, melalui kuasa hukumnya Boyamin Saiman, menyampaikan bahwa dirinya kesulitan mendapatkan BBM jenis V-Power Nitro+ RON 98 dari SPBU Shell sejak pertengahan September. Ia terpaksa menggunakan BBM jenis Shell Super RON 92 yang dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi kendaraannya.
Boyamin menyebut kelangkaan ini terjadi akibat kebijakan pemerintah yang membatasi kuota impor BBM untuk SPBU swasta dan mewajibkan pembelian melalui Pertamina. Ia menilai Menteri ESDM tidak memberikan izin penambahan kuota BBM bagi pihak swasta sehingga terjadi kelangkaan, sebagaimana tercantum dalam dokumen gugatan yang diajukan ke PN Jakpus.
Selain Menteri Bahlil, PT Pertamina (Persero) dan Shell Indonesia juga turut digugat. Pertamina dinilai sebagai pelaksana kebijakan yang membatasi distribusi BBM swasta, sementara Shell dianggap lalai dalam melindungi hak konsumen.
Dalam gugatan tersebut, Tati menuntut ganti rugi materiil sebesar Rp 1.161.240 serta kerugian immateriil atas ketidaknyamanan dan potensi kerusakan kendaraan akibat penggunaan BBM yang tidak sesuai.
Kelangkaan BBM di SPBU swasta telah memicu keluhan publik, terutama di media sosial. Berdasarkan pemantauan dari sejumlah platform digital, lebih dari 80 persen pengguna internet menyuarakan keresahan terhadap distribusi BBM yang tidak merata, khususnya bagi pengguna kendaraan dengan spesifikasi tinggi.
Penulis : DRJ
Editor. : Red. Minakonews.com