MIRIS, EMBUNG BATANG BINGUANG KOTA SOLOK DIDUGA GAGAL FUNGSI

Embung Batang Binguang Kota Solok kering kerontang.(Foto : Eli)

Kota Solok (Sumbar), MINAKONEWS.COM – Miris, diduga masih dalam masa pemeliharaan, Embung Batang Bingung di Kelurahan Tanjung Paku Kota Solok, dengan nilai proyek lebih kurang 20 miliar diduga sudah gagal fungsi.

Hal tersebut di sampaikan Ketua Kelompok Tani Lumbung Padi Nasril In Dt. Malintang Sutan, baru-baru ini di lokasi proyek Embung Batang Bingung Kelurahan Tanjung Paku Kota Solok

Embung yang seharusnya menjadi harapan untuk pengairan persawahan ratusan hektar dimusim panas. Sebaliknya, justru hanya pemberi rasa kecewa mendalam bagi masyarakat petani setempat, dan masyarakat Kota Solok Pada umumnya.

“Pada mulanya kami sangat bersyukur dengan adanya pembangunan embung ini, karena sudah menjadi harapan kami sebagai petani dari lama. Namun, setelah mulai dibangun pada tahun 2023 sampai dengan tahun 2024, mulai banyak keganjilan-keganjilan yang kami lihat, pertama berkaitan dengan galian, dari penglihatan kami hanya sebahagian yang digali, sehingga kami curigai ini ada indikasi korupsinya, dan tidak sesuai dengan perencanaan awal. Termasuk juga pohon-pohon yang ada di dasar embung yang tidak dibersihkan sama sekali,” ungkapnya

Dt. Malintan Sutan mengaku sangat kecewa, dan menyayangkan kondisi Embung Batang Bingung sekarang ini, begitu juga dengan perasaan kecewa kepada pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera V Propinsi Sumatera Barat selaku penanggung jawab proyek tersebut. Karena diakuinya, sebelum hari itu, dia ingin membuktikan kelapangan bersama awak media terkait dengan kebocoran besar yang ada di pintu air Embung Batang Bingung, sebelumnya dia juga sudah bersurat kepada BWS S V Propinsi Sumatera Barat.

“Perlu saya sampaikan, sebelum hari ini kita kesini untuk membuktikan kebocoran yang ada, dan adanya bahagian dari konstruksi yang tidak berfungsi dengan baik, sebelumnya kami juga sudah bersurat kepada BWS Sumatera V. Dan yang kami sayangkan adalah, pihak wilayah sungai malah terkesan membela kontraktor pelaksana, serta berbalik menyalahkan masyarakat, dengan mengatakan kerusakan pintu sebab dari pengoperasian oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Padahal asal bapak-bapak itu tahu, supaya pintu itu tidak rusak, kami selaku yang dipercaya sudah mengamankan pemutar naik turun pintu itu, sehingga dipastikan pengoperasiannya betul-betul sesuai kebutuhan. Dan sebab itu juga, hari ini makanya kami mengajak kawan-kawan awak media langsung kelapangan, untuk bisa juga melihat dan membuktikan, bahwa apa yang kami suarakan ini adalah kebenaran,” ujar mantan anggota DPRD Kota Solok empat periode tersebut dengan kecewa.

Dikatakannya, bahwa pintu itu tidak dapat berfungsi dengan baik, tidaklah karena pengoperasiannya. Justru hal itu terjadi, diduga sebab spek batangan besi yang digunakan untuk rel turun naik pintu kualitasnya tidak bagus.hal itu dibuktikannya, ketika memperlihatkan lobang besar yang ada dibawah plang pintu, dimana rel pintu itu sendiri pada bahagian bawahnya sudah bengkok, sehingga pintu tidak dapat menutup dan membuka secara sempurna. Jadi tidak karena ada yang mengganjal, seperti yang dibunyikan didalam surat balasan BWS S V itu, karena kalau kualitas besi relnyaitu bagus, seharusnya sudah siap menampung beban yang yang dipasangkan satu set dengan pintu tersebut.

“Seharusnya pintu air itu dipasang, memang dipersiapkan untuk dioperasikan sesuai peruntukannya, dan kualitasnya sudah direncanakan untuk jangka panjang. Ini baru pada masa pemeliharaan sudah rusak, artinya juga belum difungsikan secara maksimal, tetapi sudah rusak. Jadi menurut kami, sah saja jika hari ini kami menduga ada yang salah dengan pengerjaan pintu itu. Apakah itu salah karena perencanaanya, atau memang ada dugaan spek teknis yang dimainkan. Kemudian jika ada laporan masyarakat, harusnya PPKnya bisa langsung cek kelapangan, jangan hanya terima laporan dari anggota saja, bahkan jika perlu, sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat, Satkernya sekalian juga bisa ikut turun melihat fakta dilapangan,” tegasnya lagi.

Parahnya lagi sesuai uraian Dt, Malintang Sutan, dibawah pintu buka tutup embung itu ada semacam rongga (kebocoran) yang tinggi lubangnya lebih kurang 30cm dengan lebar sepanjang 1m , dan selama ini, itu hanya disumpal dengan karung bekas kemasan material semen sisa waktu pelaksanaan pembangunan embung tersebut.

“Masa iya, proyek senilai kurang lebih 20 miliar, baru masa pemeliharaan sudah bocor, parahnya lagi kebocoran ini, oleh rekanan hanya disumpal-sumpal dengan karung bekas, inikan sama saja dengan melecehkan proyek BWS Sumatera V Propinsi Sumatera Barat, sebab merekalah yang bertanggung jawab,” tambah Nasril In Dt. Malintang Sutan.

Disampaikannya, jika kelompok tani disana juga sudah berusaha menutup lubang atau rongga yang menyebabkan kebocoran tersebut dengan karung di isi dengan material tanah, tetapi karena kebocorannya sangat besar, air embung tetap tidak bisa bertahan lama. Jadi sebab dari itu jugalah, mereka sebanyak 100 orang kembali berinisiatif bergotong royong menghidupkan air irigasi lama. Tetapi apa hendak dikata, lelah mereka tetap saja berganti lelah, karena air irigasi lama yang diharapkan sampai kelahan persawahan petani, justru sebahagian besar juga kembali masuk ke dalam embung lewat gorong-gorong yang dibangun oleh pihak BWS S V.

sebenarnya, harapan kami sangat sederhana terhadap Embung Batang Bingung ini, embung yang sudah puluhan tahun menjadi harapan petani di Kelurahan Tanjung Paku dan Nan Balimo ini betul-betul dapat berfungsi dengan baik, terutama pada musim panas seperti ini. Untuk embung ini kami akan terus berjuang supaya kembali diperbaiki, dan kalau embung ini gagal, apalagi nanti ada indikasi ada permainan dibalik pelasanaannya, kami tidak akan segan-segan akan melaporkan pembangunan embung ini sampai ke KPK RI,” Pungkas Nasri; In. Dt, Malintang geram.(Eli).
Penulis : Eli
Editor : Red minakonews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *