Tanah Datar (Sumbar), MINAKONEWS.COM- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tanah Datar menyerahkan cendramata lukisan kanvas untuk AKBP Ruly Indra Wijayanto, S.I.K, M.Si, Kamis (13/04).

Penyerahan cendramata bertempat di Gedung Indo Jalito Batusanggkar, disaksikan lansung Bupati Eka Putra besama Wakil Bupati Richi Aprian, Ketua DPRD, Kapolres Tanah Datar, Dandim 0307 Tanah Datar.

Terlihat juga Kajari, Pengaadilan Negeri, Ketua Pengadilan Agama Batusangkar, Pengadilan Agama Padang Panjang, Rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Sekda beserta para PJU Polres dan OPD se Tanah Datar.

Bendahara PWI Tanah Datar, Destia Sastra didampingi, Meriyanto dan Joni Hermanto beserta pengurus dan anggota PWI Tanah Datar lainnya mewakili Ketua PWI Tanah Datar, Yuldaveri yang berhalangan hadir menyerahkan cendramata itu.

Lukisan Kanvas setinggi, 1,17 Cm X 7,1 Cm itu ketika diserahkan Pengurus PWI masih terbungkus lajaknya sebuah kado.

Bupati Eka Putra ketika meminta agar pengurus PWI dapat membuka cindramata yang terbungkus rapi itu dihadapan tamu yang hadir yang tentunya membuat semua orang penasaran, meski sudah menduga itu pasti fhoto.

Ruly dibantu ajudan dan TUP Leo Candra membuka bungkus cendramata itu. Lapis demi lapis bungkus cendramata itu dibuka, lalu terlihat satu lukisan kanvas dengan bias warna kuning keemasan.

Bupati Eka Putra bersama Wakil Bupati Richi Aprian dan Forkopimda yang hadir memberikan applause setelah Ruly berhasil membuka lukisan kanvas cendramata itu.

Ketua PWI Tanah Datar Yuldaveri ditempat terpisah mengatakan, sengaja memberikan cindramata lukisan Ruly Indra Wijayanto dengan latar belakang istano Basa Pagaruyung.

“Istano Basa Pagaruyung yang merupakan icon wisata Minangkabau meemang sengaja dipilih untuk mengingatkan
“Pak Ruly pernah menjadi Kapolres di pusat Kerajaan Minangkabau,” ujar Yuldaveri.

Dibawaah lukisan itu terdapat satu pepatah minang “Kamudiak saantak galah, kailia sarangkuah dayuang, sakato lahia jo bathin, sasuai muluik jo hati”.

Pepatah Minangkabau selalu menyampaikan pesan-pesan moral menganut makna yang dalam.

Selama menjadi Kapolres Tanah Datar, Ruly berhasil membangun harmoni dengan stake holder yang ada, baik itu Forkopimda, Media, tokoh adat, tokoh masyarakat maupun Bundokanduang meski hanya bertugas 1 tahun tahun dua bulan.

Makna dari pepatah itu adalah untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan dalam masyarakat, pemimpin-pemimpin harus satu kata dengan perbuatan, seiya dan sekata. (Relis).

Penulis : M Syukur

Editor : Red minakonews

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *