Indeks

Skandal Rekening Dormant Berujung Maut: Motif Pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih Terungkap

Skandal rekening dormant BRI berujung maut 15 tersangka, dua di antaranya anggota TNI. Motif kejahatan terkuak, publik terhenyak.” (DRJ/AI)).

Jakarta (Sumbar), MINAKONEWS.COM – Polda Metro Jaya akhirnya mengungkap motif di balik pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih, MIP. Dalam konferensi pers pada Selasa, 16 September 2025, polisi menyebut bahwa aksi keji tersebut bukan sekadar tindak kriminal biasa, melainkan bagian dari skema sistematis pembobolan rekening dormant, rekening bank yang sudah lama tidak aktif.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Putra, menjelaskan bahwa para pelaku berencana memindahkan dana dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah mereka siapkan. Otak utama aksi ini adalah DH, yang memiliki data rekening tidak aktif dan mencari akses langsung ke dalam sistem bank melalui kepala cabang.

Awalnya, para pelaku berniat mengajak MIP bekerja sama. Namun, setelah pendekatan gagal, mereka memilih opsi penculikan. Menurut AKBP Abdul Rahim dari Kasubdit Jatanras, penculikan dilakukan setelah DH mendapatkan kartu nama MIP dari jaringan lapangan.

Yang mengejutkan, total ada 15 tersangka dalam kasus ini, termasuk dua anggota aktif TNI: Kopda FH dan Serka N. Nama-nama lain yang disebut antara lain C alias K, DH, AAM, JP, E, REH, JRS, AT, EWB, MU, DSD, AW, EWH, RS, dan AS. Polda Metro Jaya menegaskan bahwa koordinasi dengan institusi militer akan dilakukan agar proses hukum berjalan transparan.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 328 KUHP tentang penculikan dan Pasal 333 Ayat 3 KUHP mengenai perampasan kemerdekaan, dengan ancaman hukuman hingga 12 tahun penjara.

Kasus ini membuka mata publik tentang celah keamanan pada rekening dormant yang selama ini kurang diawasi. Obsesi terhadap uang telah menyeret satu nyawa melayang MIP, seorang bankir yang seharusnya mengabdi secara profesional, menjadi korban dari rencana jahat yang terstruktur.

Polisi masih mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain dan potensi jaringan lebih luas di balik skema ini. Tragedi ini menjadi pengingat keras bagi sektor perbankan untuk memperketat pengawasan dan menutup celah serupa agar tidak terulang.(DRJ).

Penulis : DRJ

Editor. : Red minakonews