Gunawan, S.Pd, M.Si – Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman.(Dok. Dikbud Pasaman)._
Pasaman (Sumbar), MINAKONEWS.COM – Dikenal sebagai wilayah yang kaya akan keberagaman etnis dan budaya. Masyarakat Minang, Mandailing, Batak, dan Jawa hidup berdampingan secara harmonis, menjadikan Pasaman sebagai contoh nyata integrasi sosial yang kuat di Sumatera Barat. RPJPD 2025–2045 menempatkan penguatan nilai-nilai sosial budaya sebagai prioritas utama dalam membangun karakter daerah.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk melestarikan adat istiadat dan memperkuat pendidikan berbasis nilai lokal. Program revitalisasi seni tradisi seperti tari Mandailing, saluang Minang, dan randai lintas etnis mulai digulirkan melalui kerja sama dengan sanggar seni dan komunitas budaya. Selain itu, pembangunan pusat kebudayaan di Lubuk Sikaping dirancang sebagai ruang ekspresi dan edukasi lintas generasi.
Menurut Gunawan, S.Pd, M.Si, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman per September 2025, pendidikan karakter berbasis budaya lokal menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi yang toleran dan berdaya saing. “Kami mendorong sekolah-sekolah untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam proses pembelajaran, agar anak-anak Pasaman tumbuh dengan rasa bangga terhadap identitasnya,” ujarnya dalam kegiatan sosialisasi pendidikan berbasis budaya.
Berdasarkan publikasi _Kabupaten Pasaman Dalam Angka 2025_, jumlah sanggar seni aktif meningkat menjadi 38 unit, sementara alokasi anggaran sektor kebudayaan naik 8,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Pemerintah juga mencatat partisipasi komunitas budaya dalam kegiatan lintas nagari meningkat signifikan, terutama di Kecamatan Bonjol dan Rao Selatan.
Dengan semangat inklusif dan kolaboratif, Bidang Sosial Budaya di Pasaman bukan sekadar menjaga warisan, tetapi menjadi fondasi kokoh untuk membangun masa depan yang toleran, berkarakter, dan bermartabat.(d®amlis).
Penulis : d®amlis
Editor. : Red minakonews
