Camat Matur, Zulfikar Zulkifli, saat mendampingi pelaksanaan program Sawah Pokok Murah di Nagari Tigo Balai.(Dok. Minakonews.com).
Agam (Sumbar), MINAKONEWS.COM – Di tengah sorotan terhadap program Sawah Pokok Murah yang digagas Pemerintah Kabupaten Agam, satu nama muncul pelan tapi berdampak: Zulfikar Zulkifli, Camat Matur. Ia bukan pejabat yang gemar tampil di media atau aktif di kanal sosial, tapi justru di lapangan, suara dan langkahnya terasa.
Sejak dilantik pada April 2024, Zulfikar memilih pendekatan yang tenang dan partisipatif. Ia tidak memburu popularitas, tapi membangun kepercayaan petani dari bawah. Ketika Nagari Tigo Balai ditunjuk sebagai lokasi percontohan Sawah Pokok Murah, Zulfikar tidak sekadar mengawasi. Ia turun langsung ke sawah, berdialog dengan kelompok tani, dan menyusun strategi distribusi benih serta pupuk bersama perangkat nagari.
Petani kita bukan objek, mereka subjek. Mereka tahu tanahnya, tahu musimnya, tahu resikonya. Tugas kami hanya membuka jalan agar mereka bisa bergerak lebih jauh,” ujarnya dalam diskusi internal kecamatan, April lalu.
Di bawah koordinasinya, Kecamatan Matur mencatat kontribusi signifikan terhadap produksi padi Agam yang mencapai 117.840 ton dalam empat bulan pertama 2025. Tapi bagi Zulfikar, angka bukan tujuan akhir. Ia lebih tertarik pada bagaimana petani bisa mandiri, punya akses pasar, dan dihargai sebagai pelaku ekonomi.
Langkah-langkah yang ia dorong:
– Integrasi kelompok tani dengan koperasi nagari
– Pelatihan manajemen usaha tani berbasis digital
– Pendampingan petani muda melalui program _Nagari Tani Cerdas_
Zulfikar mungkin belum dikenal luas, tapi jejaknya mulai terasa. Ia adalah contoh bahwa transformasi daerah tidak selalu datang dari panggung besar, tapi dari ruang-ruang kecil yang konsisten bergerak.
Agam punya banyak tokoh. Tapi untuk pertanian yang berakar di tanah dan budaya, sosok seperti Zulfikar adalah fondasi yang tak tergantikan.(d®amlis).
Penulis. : d®amlis
Editor. : Red minakonews
