Bundo Kanduang Nagari Gunuang Studi Banding ke Kampuang Adaik Sijunjung

60 Bundo Kanduang Nagari Gunuang disambut Bundo Kanduang Nagari Sijunjuang di Jorong Padang Ranah dalam Rumah Gadang Suku Malayu.(Foto Adi).

Padang Panjang (Sumbar), MINAKONEWS.COM – Sebanyak 60 Bundo Kanduang Nagari Gunuang lakukan studi banding ke Kampuang Adaik Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Ahad (19/11).

Dalam kegiatan tersebut, rombongan disambut Bundo Kanduang Nagari Sijunjuang di Jorong Padang Ranah dalam Rumah Gadang Suku Malayu Tak Timbago dengan Kepala Kaum Datuak Pangulu Sampono.

Perkampungan adat ini masih mempertahankan 76 Rumah Gadang sejak ratusan tahun lalu. Dengan enam suku yang ada, di antaranya Piliang, Caniago, Malayu Gadang, Malayu Tak Timbago, Malayu Panai, Malayu Tobo. Pada 2004 lalu ditetapkan sebagai kampung adat. Lalu pada 2017 di-SK-kan sebagai Cagar Budaya Nasional oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Wali Nagari Sijunjung, Radilis mengatakan, pihaknya bersyukur dengan adanya warisan nenek moyang dengan pembangunan Rumah Gadang ini yang sudah teratur dan tertata dengan baik, berhadap-hadapan di ruas jalan yang lurus.

Cara pelestarian adat, kami melaksanakan wirid-wirid adat, wirid pidato adat dengan melibatkan generasi muda. Sekarang kampung ini dalam proses pengajuan sebagai Cagar Budaya Dunia. Pada 2023 awal dengan dibukanya Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), Alhamdulillah kita mendapatkan peringkat satu kategori berkembang,” ujarnya.

Satu lagi yang unik di kampung ini adalah padi hasil panen tidak disimpan di Rangkiang lantaran tidak ada satupun Rangkiang di sini. Padi disimpan di lantai Rumah Gadang yang diberi sekat setinggi dua lembar papan. Di situ padi dibuat sedatar mungkin kemudian ditutup dengan tikar.

Ketua Bundo Kanduang Gunuang, Bundo Asnimar, S.Kar. M.Sn didampingi Bundo Reflida serta pengurus berharap dapat menerapkan hal-hal yang paparkan tuan rumah.

Seperti kiat-kiat untuk melestarikan adat terutama tentang kekompakan dan kiat untuk menarik kaum muda yang disebut sebagai Rang Mudo dan Puti Bungsu agar mau belajar adat. Ini demi kelangsungan dan pelestarian adat Nagari Gunuang khususnya. Sehingga Adaik Salingka Nagari tetap dipertahankan,” tuturnya,

Sementara itu Dewan Pertimbangan Organisasi, Bundo dr. Faizah juga berharap dengan adanya kunjungan ke kampung adat ini membuka wawasan bundo-bundo Nagari Gunuang tentang bagaimana memelihara Rumah Gadang yang masih ada untuk mengfungsikan kembali sesuai filosofi yang ada.

“Semua ini tidak terlepas dari arahan dari Angku-angku kepala kaum dan kepala waris dari empat suku enam umpuak yang ada di Nagari Gunuang, di bawah naungan Kerapatan Adat Nagari Gunuang,” ungkapnya.(Adi).

Penulis : Adi

Editor : Red minakonews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *