Disparpora Padang Pariaman Studi Banding Ke Kubu Gadang

Terlihat Rombongan Disparpora Padang Pariaman Studi Banding di Kubu Gadang di abadikan.(Foto : Adi).

Padang Panjang (Sumbar), MINAKONEWS.COM – Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Padang Pariaman bersama peserta bimtek pariwisata dari berbagai nagari di daerah itu, lakukan studi banding ke Desa Wisata Kubu Gadang, Kamis (19/10), untuk mempelajari pengelolaan desa wisata.

Pengelola Desa Wisata Kubu Gadang, Yuliza Zen menjelaskan kepada 40 peserta yang hadir terkait proses pendirian, pengelolaan, pengembangan hingga Kubu Gadang bisa meraih berbagai penghargaan dan bisa dikenal hingga kancah internasional.

Dari awal terbentuk, tidak instan bisa jadi seperti sekarang. Ada jatuh bangunnya, hingga bisa mendapatkan berbagai penghargaan,” katanya seraya menyebutkan penghargaan terbaru mereka terima adalah Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kategori Maju dari Kemenparekraf RI dan diusulkan ke UNWTO (organisasi pariwisata dunia-red) untuk menjadi salah satu desa wisata terbaik di dunia.

Hal ini, kata Liza, berdampak positif bagi Kubu Gadang. Menambah nilai dan juga membuat Kubu Gadang makin dikenal banyak wisatawan dan menjadi tujuan wisata di Kota Padang Panjang.

Terkait pengelolaan dan pengembangan desa wisata, Liza menambahkan, Kubu Gadang dikelola langsung oleh masyarakat setempat, karena merupakan pariwisata berbasis masyarakat.

Dalam prosesnya, Desa Wisata Kubu Gadang sudah dikunjungi berbagai wisatawan dan didukung pentahelix pariwisata yang kuat. Berbagai bantuan juga sudah diterima Kubu Gadang, baik dari pemerintah, BUMN, maupun swasta,” sebutnya.

Selain diskusi, peserta juga diajak makan bajamba di pinggir persawahan selepas Zuhur.

Yenny Rahmadani, sebagai penanggung jawab Tim Manajerial Kubu Gadang menjelaskan kepada peserta, tentang sensasi dan nilai di balik “makan bajamba di tapian sawah”.

“Awalnya banyak wisatawan yang bertanya kepada kami, kenapa makannya di tepi sawah, tepi jalan seperti ini? Alasannya itu karena kita tidak punya ruang atau tempat makan. Apalagi jika wisatawan yang datang itu puluhan atau ratusan, jadilah kita makan di tepi jalan di tapian sawah ini. Tapi lama-kelamaan hal ini menjadi keunikan yang memberikan nilai estetika tersendiri. Walaupun sekarang kita sudah punya gazebo, ternyata banyak wisatawan yang lebih memilih untuk makan bajamba di tepi jalan tepian sawah ini,” ungkap Yenny.

Kegiatan ini ditutup dengan mengunjungi homestay di Desa Wisata Kubu Gadang yang juga telah mendapatkan sertifikat CHSE.(Adi).

Penulis : Adi

Editor : Red minakonews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *