Lidia Asmawarni memilih maju dari Partai Gerindra.(Foto : WY)
Oleh : Wiztian Yoetri (Wartawan Senior)
Ingin melanjutkan perjuangan sang ayah, sebagai salah seorang pejuang operasi Trikora, Lidia Asmawarni memilih maju dari Partai Gerindra sebagai Caleg DPR RI Dapil Sumbar 2 (dua).
Operasi Trikora sendiri adalah kampanye militer pada 19 Desember 1961 dengan tujuan membebaskan wilayah Irian Barat (sekarang Papua) dari Belanda. Operasi dipimpin Presiden Sukarno dengan melibatkan TNI.
Anas Akmar tercatat satu diantara prajurit TNI melalui kesatuan Brimob yang berjuang untuk kemerdekaan Irian Barat dengan mengibarkan Bendera Merah Putih. Anas, satu perjuangan di Irian Barat dengan Kapten Hasan Bey Tumbagindo, yang terakhir Kabag Min Polres Padang Pariaman.
Anas Akmar, adalah orang tua (ayah) dari Lidia. Semangat Anas itu yang mengalir dalam darah Lidia, sehingga momentum pemilu legislatif tahun 2024 ini dijadikan sebagai kesempatan untuk ikut berjuang untuk Indonesia.
Lidia, yang berasal dari Durian Pulut-pulut dan Kampung Piliang, Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padangpariaman, selama ini menetap di Jakarta, berprofesi sebagai wiraswata.
Apa yang mendorong Lidia maju sebagai caleg?, Selain semangat perjuangan sang ayah, adalah tergugah dengan suara-suara petani di Kabupaten Padangpariaman dan kabupaten Agam.
Rata-rata keluhan petani, sarana irigasi yang tidak memadai dan rusak, sehingga sulit menggarap sawah. Ada lagi, harga pupuk yang tinggi, sehingga tak terjangkau oleh petani, serta sarana jalan yang rusak, menyulitkan petani menuju pasar produksi. Khusus, untuk kawasan Bawan, Kampung Talang, Kecamatan IV Nagari, Agam, keluhan adalah rendahnya harga sawit, membuat ekonomi petani terpuruk,” ujar Lidia, menangkap aspirasi selama beberapa kali pulang kampung.
Di mata Lidia, apa yang terjadi di Kabupaten Padangpariaman, dan Kabupaten Agam itu, mewakili kenyataan yang juga terjadi di beberapa daerah di Sumatera Barat, dan ini memerlukan perhatian serius.” Meski peristiwanya kecil, namun ini memerlukan perhatian lebih besar. Karena, menyangkut kehidupan petani. Sebab, mungkin saja daerah kesulitan dana (difisit) dalam membangun sarana infrastruktur, maka dana yang lebih besar perlu diperjuangkan dari pusat, lewat anggota legislatif di DPR RI, ” ungkap Lidia lagi.
Selain itu, Lidia juga menangkap suara-suara ketika bersosialisasi turun ke pasar, para pedagang dan masyarakat berkomentar, mereka menginginkan anggota legislatif itu, kenal dengan masyarakatnya. Jangan hanya turun sekali lima tahun. “Ketika masyarakat mengalami kesulitan kemana mau mengadu?, Sementara perwakilan anggota DPR RI itu tidak ada di daerah,” maka Lidia berjanji, Inshaa Allah kalau terpilih, akan menempatkan perwakilannya di daerah pemilihan untuk menjemput aspirasi masyarakat.
Maka, berjuang untuk rakyat, petani, dan pedagang, pun menjadi komitmen Lidia, isteri dari Rochman, pensiunan BCA Jakarta ini. Sebagai anak rantau, saya merasa terpanggil untuk membangun kampung halaman, guna mengangkat ekonomi petani guna mewujudkan kesejahteraan rakyat, tentunya untuk Indonesia lebih maju, ujar Caleg Partai Gerindra nomor urut 5 Dapil Sumbar dua itu lagi.**