Zulfira Mirani, dkk. Sosialisasikan Penggunaan Bambu Sebagai Struktur Rumah Ramah Gempa

Zulfira Mirani selaku Ketua Tim Sosialisasi menjelaskan penggunaan Bambu sebagai struktur rumah ramah gempa.(Foto : FA)

Mantawai (Sumbar), MINAKONEWS.COM – Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang bambu sebagai material alternatif pengganti kayu dan beton sedari dini, Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang menggelar sosialisasi Penggunaan Bambu sebagai Struktur Rumah Tinggal Modern Ramah Gempa di Panti Asuhan Khusus Anak Mentawai, Purus, pekan ini.

Zulfira Mirani selaku Ketua Tim Sosialisasi dalam kegiatan pengabdian tersebut menjelaskan beberapa kelebihan bambu. Di samping mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang melebihi kayu, bambu juga mempunyai kecepatan tumbuh 7 kali lebih cepat dari pada jenis tumbuhan yang lain, dan dapat dipanen berkali-kali setiap jangka waktu 3 tahun. Jika dibandingkan dengan material bangunan yang lain, energi yang diperlukan untuk memproduksi material bambu relativ paling kecil, dengan perbandingan: besi: 1500, beton: 240, kayu: 80, bambu: 30.

Ditambahkan anggotanya, Jajang Atmaja, penggunaan bambu pada rumah bisa menghemat biaya konstruksi hingga 30% bila dibandingkan dengan rumah dengan sistem konvensional. Selain itu, bambu juga memberi suasana yang unik, elegan dan asri.

Selain Jajang, formasi lengkap Tim Pengabdian tersebut terdiri dari Zulfira Mirani, Monika Natalia, Desnila Sari, Jajang Atmaja, dan Yan Partawijaya.

Desnila Sari merinci, jika digunakan pada rumah, bambu bisa berperan sebagai penguat kolom struktur. Caranya, batang bambu petung berdiameter 12 cm dimasukkan ke dalam kolom struktur di dalam tulangan besi, kemudian dicor dengan beton. Teknik ini dapat mengurangi volume beton hingga 50% daripada kolom beton konvensional.

Selain itu, bambu juga dapat digunakan sebagai penguat dinding pendukung (bearing wall). Caranya, batang-batang bambu dimasukkan di antara tulangan-tulangan besi dinding pendukung, lalu dicor dengan adukan beton. Sistem ini selain lebih memperkuat dinding pendukung terhadap gaya momen yang ditimbulkan oleh tekanan tanah, juga bisa mengurangi volume beton.

Sebagai tulangan plat lantai beton, anyaman bambu diletakkan horizontal sebagai pengganti sebagian besi tulangan plat lantai beton. Sistem ini bertujuan untuk mengetahui mengurangi jumlah besi secara signifikan pada plat lantai, yang secara otomatis akan mengurangi biaya pembangunan, bebernya.

Yan Partawijaya lebih menyorot potensi bambu sebagai elemen dekoratif. Jika bambu digunakan sebagai lantai, batang bambu haruslah digunakan secara utuh dan diletakkan berjajar pada tumpuan beton, kayu, atau baja.

Pada lantai interior, bambu bahkan dapat dilaminasi dan dipergunakan sebagai penutup lantai.

Sebagai penutup ventilasi, anyaman bambu dapat digunakan dengan kerenggangan yang dapat disesuaikan sebagai penutup ventilasi.

Sebagai sliding door/ sliding wall, bambu digunakan sebagai elemen pelapis dinding. Anyaman bambu tinggal ditempelkan begitu saja dengan menggunakan paku atau sekrup pada bagian dinding yang diinginkan.

Sebagai plafond, belahan-belahan bambu dapat disusun untuk digunakan sebagai pelapis plafond. Motif yang terbentuk dari belahan bambu yang tidak beraturan bisa menimbulkan efek visual yang kian variatif dan menarik, pungkasnya.

Binaan Panti

Hingga saat ini Panti Asuhan Khusus Anak Metawai (PAKAM) menyantuni puluhan anak-anak panti dan dhuafa.

Panti yang beralamat di Jalan Purus IV Nomor 8 Purus, Kecamatan Padang Barat ini dihuni oleh 43 anak binaan yang terdiri dari 22 orang lelaki dan 11 orang perempuan. Di antaranya 18 orang berpendidikan SMA, 5 orang kuliah di Perguruan Tinggi Padang. Banyak yang memiliki keinginan untuk kuliah, namun umumnya Panti baru bisa membantu hingga SMA. (FA).

Penulis : FA

Editor : Red minakonews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *